Taxi Konvensional vs Taxi/ Ojek Online

Selasa 22 Maret 2016, Perseteruan Taxi biasa vs Taxi/Ojek berbasis Online menjadi berita hangat. Semua media tertuju kesana. Apapun alasannya, saya boleh berpendapat bahwa masyarakat yang menolak kehadiran Taxi Online berarti mereka adalah masyarakat penentang perubahan. Fix. Itulah kesimpulan saya dari cerita perseteruan mereka.
image

Nah sebagai mahasiswa, saya juga ingin bercerita. Sebagai mahasiswa yang setiap hari jalan kaki menuju Kampus, mengikuti perkuliahan sesuai jadwal, berkumpul bersama teman sejurusan di ruangan kelas, ngobrol di kantin di saat waktu luang, dll tidak dilihat sebagai beban, tapi bagaimana dengan mahasiswa yang mengikuti aktivitas perkuliahannya berbasis online.

Realitanya, ada begitu banyak universitas yang menerapkan aktivitas perkuliahannya berbasis online.

Mahasiswa yang aktivitas perkuliahannya berbasis online boleh dibilang mudah dalam menyelesaikan pendidikannya. Mereka bisa mengikuti perkuliahan dari tempat kerja, dari tempat nongkrong, dari kamar kosan, dan sebagainya. Tinggal duduk depan laptop, jadwal perkuliahan hari ini kelar. Hahahhahaa 🙂

Sebagian besar media (berbasis online, cetak, elektronik), perseteruan hari ini menjadi trending topik. Yaaa, seluruh masyarakat menikmatinya.

Kembali ke topik perkuliahan online. Coba kalau semua universitas memperbolehkan atau mewajibkan aktivitas perkuliahannya berbasis online, saya berprndapat lebih berwarna. Kita tidak melihat adaa gedung kampuus yang tinggi menjulang. Uang Pembangunan tidak semahal saat kita masuk di sebuah universitas. Mahasiswa juga bisa bekerja sambil kuliah. Keuntungany banyaaklah. Tidak perlu ada biaya transportasi, biaya operasional, dll. Gedung kampus bisa digunakan untuk bangunan lain, misalkan Gedung Perkantoran. Haahhaaaa. Andai itu terwujud, semua orang pasti bahagia dan instan. Tidak perlu menghabiskan duit banyak untuk menyelesaikan pendidikan. Hahhaahhaaa 🙂

#SavePerkuliahanBerbasisOnline
#DukungPerkembanganTeknologi
#StopMenentangPerubahan

#JustForFun