Peran Pemuda Indonesia dalam Menghadapi AEC 2015 (Telaah Peran Strategi Universitas Cetak SDM Berkelas Dunia)

Peran Pemuda Indonesia dalam Menghadapi AEC 2015  (Telaah Peran Strategi Universitas Cetak SDM Berkelas Dunia)

Pendahuluan

Tak dapat dipungkiri pemuda adalah golongan kritis, kreatif dan memiliki ide-ide baru yang dibutuhkan komunitas dan masyarakatnya. Pemuda merupakan pribadi yang sedang mengalami proses pembentukan kesadaran dan pematangan identitas diri sebagai agen perubahan social. Identitas agen perubahan social mendorong dan memacu semangat untuk mengatasi banyak persoalan dan tantangan, konflik serta kebingungan agar menemukan tempatnya di masyarakat. Bila kita tengok perjalanan sejarah bangsa Indonesia peran pemuda sangatlah penting dan menetukan. Pemuda bagaikan granat dimana ada waktunya untuk meledak, yang selalu memberi isyarat bahwa mereka tampil sebagai penentu perubahan dan mampu memberikan solusi atas segala persoalan.

Sejarah bangsa mencatat bahwa kaum muda ternyata  mampu memberikan kontribusi untuk perubahan bangsa Indonesia. Tidak perlu disebutkan satu per satu tetapi yang jelas imaginasi mereka tentang masa depan Indonesia sangat mengagumkan. Pada 28 oktober 1928 dengan gagah berani para pemuda dari berbagai pelosok tanah air berikrar tentang satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Betapa visionernya kaum muda ketika itu. Apa yang mereka lakukan tentu berakar dari dambaan akan sebuah perubahan. Hal ini cukup membuktikan bahwa kaum muda beridentitaskan sebagai agent of changes.

Generasi muda selaku agen of changes tidak hanya menunggu dan bermimpi tentang perubahan bangsa ini kearah yang lebih baik tetapi kita sendiri harus menjadi perubahan itu. Tidak ada yang kekal di dunia ini kecuali perubahan. Kaum muda adalah pembawa dan penentu arah perubahan bagi masa depan sebuah bangsa. Perubahan seperti apa yang kita lakukan? Kita tidak mungkin menghasilkan sesuatu yang besar tanpa berinisiatif untuk melakukan sesuatu yang baru. Langkah awal dimulai dari perubahan diri sendiri.

Pemuda memiliki progress/ cita-cita dan menerima tantangan. Setiap zaman pemuda dimanapun dan kapanpun selalu punya tantangannya sendiri. Karena itu, pemuda dituntut untuk bertarung, berpikir keras, bersikap cerdas terhadap tantangan dan persoalan zamannya. Tidak hanya itu, pemuda dituntut agar mampu merespon tantangan dan persoalan zamannya secara cepat dan tepat. Jika tidak, kaum muda terhempas gelombang dan badai zaman. Dengan kata lain, jika kaum muda gagal merespon serta mengatasi tantangan zaman maka pemuda Indonesia selaku agen of changes gagal menoreh sejarah baru bagi bangsa dan zaman.

Pemuda Indonesia tidak lama lagi akan menemui babak baru yaitu diterapkannya ASEAN Economic Community pada 2015 mendatang, sudah siapkah pemuda Indonesia?

Asean Economic Community (AEC) merupakan kesepakatan yang dibangun oleh sepuluh negara anggota ASEAN. Terutama di bidang ekonomi dalam upaya meningkatkan perekonomian di kawasan dengan meningkatkan daya saing di kancah internasional agar ekonomi bisa tumbuh merata, juga meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan yang paling utama adalah mengurangi kemiskinan. Menanggapi hal ini, pemuda Indonesia harus siap dan mampu bersaing di kancah internasional, sebagai bentuk persembahan bagi bangsa dengan mempresentasikan kualitas daya saing di era persaingan global. Tentu bukan hal mudah menghadapi persolan ini. Tantangan ini harus diolah dengan serius. Kondisi persaingan ini menjadi perang akbar bagi pemuda Indonesia, karenanya pemuda Indonesia harus mampu berkompetisi demi menjaga eksistensi sekaligus pembuktian bagi bangsa bahwa pemuda Indonesia siap menghadapi kondisi persaingan global khususnya AEC 2015.

I  Peran Strategi Universitas Cetak SDM Berkelas Dunia dalam Menghadapi AEC

Sasaran dan tujuan dari strategi universitas yaitu mencetak SDM berkualitas yang siap berkompetisi dalam bidang apapun serta meningkatkan daya saing dalam menghadapi tantangan global. Generasi muda adalah asset dan calon penerus karya bangsa tentu diharapkan mampu menjadi fighter dan ujung tombak utama dalam persaingan global. Sejarah telah memperlihatkan bahwa bangsa Indonesia memiliki daya tahan dan kekuatan untuk bangkit dalam setiap persoalan dan krisis yang dihadapi. Ini yang harus terus dipelihara dan ditingkatkan.

Pada kondisi di mana akses kepada pendidikan masih perlu dan terus ditingkatkan, generasi muda terdidik diharapkan mampu memberikan kontribusi terbaiknya kepada bangsa dan masyarakat. Harapannya adalah dengan mengenyam pendidikan, kaum terdidik (pemuda Indonesia) harus mampu mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan dan persoalan jamannya. Mengingat AEC 2015 adalah peluang dan kesempatan maka perlu disadari pula bahwa Asean Community 2015 menjadi tantangan terbesar bagi pemuda Indonesia serta masyarakat Indonesia keseluruhan, karena itu perlu ada pembenahan/ pembekalan yang serius agar mampu bertahan dalam kondisi persaingan.

I.I. Penguatan Daya Saing SDM dalam Menghadapi AEC

Asean Economic Community (AEC) diterapkan pada 2015 mendatang. Atmosfir kompetisi di era perdagangan bebas semakin terasa. Hal itu menandakan tidak lama lagi akan menemukan babak baru. Tak dapat dipungkiri banyak kalangan pengusaha, politisi hingga kaum muda dilanda rasa khawatir dan pesimis. Berkembang persepsi bahwa daya saing produk Indonesia/ perindustrian akan semakin melemah terlebih dalam menghadapi kekuatan produk dari Negara lain (Negara-negara di asia tenggara). Pelbagai prediksipun muncul bahwa sektor produksi Indonesia gulung tikar, pengangguran meningkat dan daftar jumlah penduduk miskin semakin melebar.

Masalah utama yang dihadapi adalah kelemahan daya saing yang berkaitan erat dengan kualitas sumber daya manusia (SDM). Jika saat ini AEC (Asean Economic Community) sudah mulai diterapkan, maka perdagangan bebas dalam waktu dekat akan merambah di seluruh kawasan Asia Tenggara. Selanjutnya, bukan hanya perdagangan bebas (produk dan jasa) bahkan manusia juga akan bebas berdomisili untuk mengembangkan usaha/ industri dan mencari kerja.

Asean Economic Community (AEC) menjadi tantangan dan peluang bagi pemuda Indonesia khususnya dan bagi masyarakat Indonesia keseluruhan. Menanggapi hal ini, diperlukan pemberdayaan sumber daya manusia sebagai langkah penguatan daya saing dengan tujuan agar mampu berkompetisi dalam kondisi persaingan. Pemuda Indonesia sebagai asset dan calon penerus karya bangsa, dengan melihat AEC 2015 sebagai peluang maka perlu memperkaya diri melalui jalur pendidikan. Memperkaya diri yang dimaksudkan yaitu merujuk pada pemberdayaan kualitas sumber daya manusia serta memperkuat barisan (pembenahan intelektual) agar mampu berkompetisi dan mampu menjawab tuntutan persaingan global. Menanggapi hal ini, universitas khususnya dan pemerintah pada umunya harus bekerja sama (menemukan solusi efektif) serta merancang strategi yang tepat dalam menghadapi kondisi riskan, seperti yang telah dipaparkan di atas.

I.II. Peran Strategi Universitas dalam menghadapi Asean Commmunity

Mengingat kaum muda adalah calon penerus karya bangsa dan sebagai ujung tombak utama dalam persaingan global maka pendidikan menjadikan modal serta bekal utama untuk menghadapi tuntutan persaingan global. Indonesia harus menjadi bangsa yang besar dan mampu bersaing di era perdagangan bebas, khususnya AEC 2015 (Asean Economy Community). Kesiapan bangsa Indonesia dalam menghadapi pasar bebas AEC 2015 harus diimbangi dengan SDM yang siap dan mampu mengatasi kondisi persaingan.

Bagaimana peran dan keterlibatan universitas dalam mengatasi Asean Community? Langkah yang perlu diambil yaitu menata fondasi yang kokoh dengan mencetak SDM (kaum muda) yang siap bertarung  maka keterlibatan universitas dalam menghadapi persaingan dan perdagangan bebas sangat dibutuhkan. Universitas berperan penuh dalam mencetak SDM berkualitas. Karenanya, universitas harus memiliki strategi yang tepat untuk mendukung persiapan kaum muda (mahasiswa=kaum muda) selaku actor utama dalam menghadapi tantangan dan persoalan zamannya. Kemajuan bangsa ini, tak terlepas dari kualitas individu yang siap bersaing. Di sinilah peran universitas dalam mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan memiliki nilai jual yang tinggi serta siap menghadapi era persaingan global khususnya AEC 2015.

Dengan melihat realita persaingan global yang akan dihadapi, universitas perlu mempercepat pembenahan mutu akademik yang diarahkan untuk menghasilkan alumni yang berkompetisi global, menguasai bahasa asing serta IPTEK. Peningkatan mutu dalam bidang akademik harus dilakukan dengan serius demi pencapaian. Pencapaian yang dimaksudkan adalah kualitas lulusan dapat dipertanggungjawabkan. Selain membekali mahasiswa dengan softskill kewirausahaan misalkan dengan mengadakan workshop/ pelatihan secara rutin dan serius, promosi alumni kepada banyak perusahan baik di dalam maupun luar negeri harus diintensifkan. Membina hubungan dengan universitas di luar negeri melalui pertukaran mahasiswa (studi banding) juga menjadi sumbangan penting bagi peningkatan mutu. Hal penting lainnya yaitu mendukung kegiatan pilihan mahasiwa (organisasi) dengan memberikan arahan sesuai kebutuhan dan konteks organisasi.

II  Kriteria Yang Diperlukan Untuk Mempersiapkan SDM dalam Menghadapi AEC

Apa yang perlu dipersiapkan dan bagaimana menghadapi kondisi persaingan yang ada? Generasi muda (pemuda Indonesia) dituntut untuk terus meningkatkan kecerdasan intelektual (berkompeten), kemampuan teknis serta mempelajari sistem melalui pendidikan formal. Hal ini perlu diimbangi dengan kemampuan kerja secara dinamis dan mampu beradaptasi guna menghadapi kondisi persaingan yang terus berubah. Generasi muda harus mampu berkreasi dan berinovasi untuk terus mencari gagasan dan peluang serta solusi atas berbagai permasalahan.

Meski demikian, tuntutan persaingan global tersebut hendaknya tidak menjadikan generasi muda mengabaikan akar kultural serta menodai keaslian identitas sebagai pemuda –masyarakat yang lahir dan hidup dari budaya Indonesia. Kaum muda Indonesia harus mampu memaknai nasionalisme di tengah derasnya arus globalisasi. Persentuhan dengan budaya-budaya luar yang semakin tinggi harus menjadi sarana untuk memperkuat identitas cultural dan ke-indonesiaan.

Kesimpulan

Asean Economic Community (AEC) merupakan kesepakatan yang dibangun oleh sepuluh negara anggota ASEAN. Terutama di bidang ekonomi dalam upaya meningkatkan perekonomian di kawasan dengan meningkatkan daya saing di kancah internasional agar ekonomi bisa tumbuh merata, juga meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan yang paling utama adalah mengurangi kemiskinan. Dalam menanggapi Asean Economic Community (AEC) 2015 diperlukan pemberdayaan sumber daya manusia sebagai langkah penguatan daya saing. Kualitas sumber daya manusia perlu diperkuat agar memiliki kompetensi berdaya saing global. Baik pemerintah, universitas dan akademisi harus bersinergi dalam menanggapi kondisi persaingan di era persaingan global.

Asean Economic Community (AEC) menjadi tantangan dan peluang bagi pemuda Indonesia khususnya dan masyarakat Indonesia keseluruhan. Pemuda Indonesia sebagai calon penerus karya bangsa, Asean Community yang diterapkan pada 2015 mendatang menjadi peluang dan tantangan maka perlu mempersiapkan diri secara serius melalui jalur pendidikan. Sasaran dan tujuan pendidikan yaitu mencetak SDM yang berkualitas dan bertanggung jawab. Pendidikan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta memperkuat barisan (pembenahan intelektual) untuk berkompetisi dan merespon tuntutan persaingan global. Pada kondisi di mana akses kepada pendidikan masih perlu dan terus ditingkatkan, generasi muda terdidik diharapkan mampu memberikan kontribusi terbaiknya kepada bangsa dan masyarakat.

Langkah yang perlu diambil yaitu menata fondasi yang kokoh dengan mencetak SDM (pemuda Indonesia) yang siap bertarung, maka keterlibatan universitas dalam menghadapi persaingan dan perdagangan bebas sangat dibutuhkan. Universitas berperan penuh dalam mencetak SDM berkualitas. Karenanya, universitas harus memiliki strategi yang tepat untuk mendukung persiapan kaum muda (mahasiswa=kaum muda) selaku actor utama dalam menghadapi tantangan dan persoalan zamannya khusunya persaingan global. Kemajuan bangsa ini, tak terlepas dari kualitas individu yang siap bersaing. Di sinilah peran universitas dalam mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan memiliki nilai jual yang tinggi serta siap menghadapi era persaingan global khususnya AEC 2015.